Bumi tempat kita dilahirkan, tempat anak2 kita dibesarkan sedang sakit, demamnya tinggi sehingga kita rasakan sebagai pemanasan global, kadang dia terbatuk yang kita rasakan sebagai gempa dan kadang dia bersin-bersin yang kita rasakan sebagai badai dan kadang dia menangis menciptakan tsunami.
Dulu aku masih bisa mandi di kali, tapi aku malu cerita ke anak2 ku kalau bapaknya pernah mandi di kali, pasti mereka akan bilang "Ih papa jorok, masak mandi dikali yang hitam dan penuh sampah"
Kapitalisme sudah merusak bumi yang indah dan damai ini, dengan memerah bumi lebih dari kemampuan bumi untuk memperbaiki dirinya.
Hutanku yang dulu indah dan bervariasi berubah menjadi padang pasir, kebun2 sawit dan HTI yang berjajar rapi, monoton dari sabang sampai marauke.
Lautku yang dulu indah sekarang menjadi tempat sampah raksasa.
Keragaman Fauna cuma bisa kita lihat di Kebun Binatang, anak-cucu kita cuma bisa lihat ayam broiler, ayam petelur, sapi potong dan sapi perah yang tetap bisa hidup karena masih dibutuhkan oleh industri. Ikan konsumsi yang dulu berfariasi juga perlahan2 tergantikan dengan lele dumbo yang tampangnya jelek dan tidak menarik itu.
Kehidupan di bumi makin tidak indah dan monoton, bumi sudah tidak cukup untuk keserakahan kita, sudah waktunya kita explorasi planet lain untuk mencari bumi yang baru untuk keserakahan yang lebih besar.
Wednesday, October 03, 2007
Global Warming
Bumi makin panas, 2 tahun yang lalu aku masih sanggup tidur nyenyak diruangan tanpa AC, akhirnya dengan terpaksa sekali kubeli perangkat yang sebenarnya tak aku suka, karena suhu udara yang makin panas menyebabkan aku tidak bisa tidur dan kesehatanku mulai terganggu. Tapi untuk anak2 aku tetap melarang mereka tidur dengan AC agar tidak menimbulkan ketergantungan.
Secara tidak langsung profesiku sebagai orang IT turut berkontribusi dengan peningkatan suhu global ini.
Gimana bisa ya???????
Aku ambil contoh di perusahaanku tempatku bekerja sejak 10 tahun yang lalu, dimana aku mulai membangun IT dan IS dari nothing. Sebelum ada e-mail, order dan pekerjaan datang melalui telpon dan fax, maximum 10-20 order sudah membuat kami keteteran. Setelah ada e-mail 100-200 order perhari adalah hal biasa.
Dulu bosku butuh hitungan minggu untuk mendapatkan informasi sales statistik setiap bulan, sekarang semua bisa dilakukan secara realtime. So dengan gampang bosku memberi target baru kepada sales untuk menjual lebih banyak. Dengan gampang juga dia bisa mem push bagian produksi untuk menghasilkan produk lebih banyak dan banyak lagi.
Dan lain-lainnya ...........
Dulu pertumbuhan berjalan secara garis lurus, setelah ada komputer yang canggih itu semuanya tumbuh menjadi exponensial.
Trus dimana hubungan dengan global warming???
Itulah masalahnya, kalau semua perusahaan yang menerapkan IT didunia ini mengalami pertumbuhan yang exponential, otomatis sumber daya alam yang harus dikuras akan semakin besar.
Untuk menjual hasil produksi, maka tingkat konsumsi manusia juga akan dipaksa supaya lebih besar dari apa yang seharusnya.
Contoh Handphone, Computer, Mobil yang dalam hitungan kedipan mata selalu muncul model baru yang membuat milik kita yang dibeli kemarin terasa usang. Ini membuat kita berfikir more and more, more work to get more money.
Kita sudah terlalu berlebihan pada alam kita, kita sudah ambil yang seharusnya milik anak cucu kita. Alam pun marah dalam ujud gempa, badai dan tsunami.
Tidak bisakah kita lebih bijaksana dengan alam ini? Bumi kita tempat kita dilahirkan, tempat anak2 kita dibesarkan bisakah kita menjadi lebih arif?
Komputer memang hebat, bisa membuat segalanya makin cepat, termasuk pengrusakan di muka bumi ini. Andai seluruh dunia sepakat mematikan seluruh jaringan komputer yang ada selama satu hari, mungkin umur bumi akan lebih panjang 1 minggu.
Maafkan Bapakmu anakku, bapakmu termasuk orang yang bertanggung jawab pada global warming ini.
Secara tidak langsung profesiku sebagai orang IT turut berkontribusi dengan peningkatan suhu global ini.
Gimana bisa ya???????
Aku ambil contoh di perusahaanku tempatku bekerja sejak 10 tahun yang lalu, dimana aku mulai membangun IT dan IS dari nothing. Sebelum ada e-mail, order dan pekerjaan datang melalui telpon dan fax, maximum 10-20 order sudah membuat kami keteteran. Setelah ada e-mail 100-200 order perhari adalah hal biasa.
Dulu bosku butuh hitungan minggu untuk mendapatkan informasi sales statistik setiap bulan, sekarang semua bisa dilakukan secara realtime. So dengan gampang bosku memberi target baru kepada sales untuk menjual lebih banyak. Dengan gampang juga dia bisa mem push bagian produksi untuk menghasilkan produk lebih banyak dan banyak lagi.
Dan lain-lainnya ...........
Dulu pertumbuhan berjalan secara garis lurus, setelah ada komputer yang canggih itu semuanya tumbuh menjadi exponensial.
Trus dimana hubungan dengan global warming???
Itulah masalahnya, kalau semua perusahaan yang menerapkan IT didunia ini mengalami pertumbuhan yang exponential, otomatis sumber daya alam yang harus dikuras akan semakin besar.
Untuk menjual hasil produksi, maka tingkat konsumsi manusia juga akan dipaksa supaya lebih besar dari apa yang seharusnya.
Contoh Handphone, Computer, Mobil yang dalam hitungan kedipan mata selalu muncul model baru yang membuat milik kita yang dibeli kemarin terasa usang. Ini membuat kita berfikir more and more, more work to get more money.
Kita sudah terlalu berlebihan pada alam kita, kita sudah ambil yang seharusnya milik anak cucu kita. Alam pun marah dalam ujud gempa, badai dan tsunami.
Tidak bisakah kita lebih bijaksana dengan alam ini? Bumi kita tempat kita dilahirkan, tempat anak2 kita dibesarkan bisakah kita menjadi lebih arif?
Komputer memang hebat, bisa membuat segalanya makin cepat, termasuk pengrusakan di muka bumi ini. Andai seluruh dunia sepakat mematikan seluruh jaringan komputer yang ada selama satu hari, mungkin umur bumi akan lebih panjang 1 minggu.
Maafkan Bapakmu anakku, bapakmu termasuk orang yang bertanggung jawab pada global warming ini.
Monday, March 26, 2007
2 tahun sudah
Hampir 2 tahun aku tak pernah buka2 blogku, hari ini secara tak sengaja kubuka blog milik adik iparku yang menulis dengan gaya jurnalisnya he...he...
Subscribe to:
Posts (Atom)