Hit CountersHit Counters

Wednesday, October 03, 2007

Bumi Tidak Cukup

Bumi tempat kita dilahirkan, tempat anak2 kita dibesarkan sedang sakit, demamnya tinggi sehingga kita rasakan sebagai pemanasan global, kadang dia terbatuk yang kita rasakan sebagai gempa dan kadang dia bersin-bersin yang kita rasakan sebagai badai dan kadang dia menangis menciptakan tsunami.

Dulu aku masih bisa mandi di kali, tapi aku malu cerita ke anak2 ku kalau bapaknya pernah mandi di kali, pasti mereka akan bilang "Ih papa jorok, masak mandi dikali yang hitam dan penuh sampah"

Kapitalisme sudah merusak bumi yang indah dan damai ini, dengan memerah bumi lebih dari kemampuan bumi untuk memperbaiki dirinya.
Hutanku yang dulu indah dan bervariasi berubah menjadi padang pasir, kebun2 sawit dan HTI yang berjajar rapi, monoton dari sabang sampai marauke.
Lautku yang dulu indah sekarang menjadi tempat sampah raksasa.

Keragaman Fauna cuma bisa kita lihat di Kebun Binatang, anak-cucu kita cuma bisa lihat ayam broiler, ayam petelur, sapi potong dan sapi perah yang tetap bisa hidup karena masih dibutuhkan oleh industri. Ikan konsumsi yang dulu berfariasi juga perlahan2 tergantikan dengan lele dumbo yang tampangnya jelek dan tidak menarik itu.

Kehidupan di bumi makin tidak indah dan monoton, bumi sudah tidak cukup untuk keserakahan kita, sudah waktunya kita explorasi planet lain untuk mencari bumi yang baru untuk keserakahan yang lebih besar.

No comments: